Senjata Tradisional Indonesia Dari 35 Provinsi, Nama, Gambar, Dan Asalnya
Senjata Tradisional - Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan budaya yang paling besar di dunia. Kekayaan budaya tersebut sebagai warisan dari nenek moyang, kita perlu kita lestarikan dan kita berdayakan supaya tidak punah dimakan zaman. Salah satu yang perlu kita kenal dari budaya tersebut contohnya yaitu bermacam-macam senjata tradisional yang dulunya bersahabat dengan kehidupan para pendahulu kita. Nah sebagai permulaan, dikesempatan ini kami akan memperkenalkan senjata-senjata tradisional Indonesia tersebut yang berasal dari 35 provinsi lengkap dengan nama, gambar dan penjelasannya. Silakan disimak!

Nah, eksklusif saja, berikut ini kita mulai pembahasan dari bermacam-macam senjata tradisional dari provinsi-provinsi di sekitar Pulau Sumatera.
Karena kepopuleran Rencong, terkadang masyarakat dunia bahkan hingga menjuluki Aceh dengan sebutan "Tanah Rencong".
Pedang Jenawi dulunya dipakai para panglima perang Kerajaan Sriwijaya sebagai sarana santunan diri dan alat menyerang lawan. Keberadaannya sekarang mulai langka, padahal semakin banyak kolektor senjata tradisional yang selama ini terus memburunya.
Selain Pedang Jenawi, bahwasanya ada beberapa senjata tradisional Riau lainnya yang tak kalah unik. Di antaranya yang tergolong senjata pendek menyerupai jembia, beladau, belati, keris, badik, dan sabit; serta senjata panjang menyerupai kojou, tombak, seligi, dan sundang.
Dahulunya, Karih dipakai untuk santunan diri dari musuh atau hewan buas ketika para laki-laki tengah bekerja. Ia diletakan diselipkan depan pinggang biar sewaktu-waktu gampang diambil. Untuk ketika ini, karih biasanya hanya dikenakan para mempelai laki-laki sebagai embel-embel pakaian moral yang dikenakannya.
Dahulunya, badik tumbuk lado dipakai para laki-laki sebagai pelengkapan berburu dan alat santunan diri. Namun, ketika ini fungsinya telah beralih menjadi embel-embel pakaian moral Kepulauan Riau yang biasa dikenakan mempelai laki-laki ketika upacara pernikahannya.
Senjata yang sekilas menyerupai dengan Mandau khas suku Dayak di Kalimantan ini dulunya dipakai sebagai alat perang masyarakat Bangka ketika melawan penjajahan merebut kemerdekaan.
Namun, antara badik Tumbuk Lado dari Jambi dan yang dari Kepulauan Riau terdapat sedikit perbedaan ciri khas. Badik tumbuk lado khas Jambi umumnya cenderung lebih pendek dan mempunyai tabrakan yang lebih banyak.
Tombak Trisula diyakini berasal dari budaya Hindu dan Budha yang sempat berkembang di wilayah Kerajaan Sriwijaya di masa silam. Keyakinan ini didasari oleh kemiripan bentuk senjata tradisional ini dengan senjata tombak trisula milik Dewa Siwa dalam mitologi agama Hindu.
Kuduk yaitu senjata tusuk tajam dengan ujung meruncing, ia juga disebut senjata Rambai ayam alasannya yaitu bentuknya menyerupai taji ayam Bangkok. Sementara Rudus yaitu pedang panjang yang dulunya dipakai sebagai alat perang.
Terapang yaitu senjata yang berwujud menyerupai sebulah keris dengan lekukan yang hanya sedikit, bahkan nyaris rata. Perlu diketahui bahwa, Terapang juga dikenal dalam budaya masyarakat Melayu di Provinsi lainnya.
Senjata Tradisional
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia di masa silam, senjata tradisional mempunyai peranan penting dalam fungsi praktisnya sebagai sarana santunan diri, alat perang, maupun sebagai alat untuk mempertahankan hidup. Akan tetapi, senjata-senjata tersebut sekarang telah beralih kegunaan dan lebih menonjolkan fungsi estetisnya sebagai embel-embel pakaian adat.
Nah, eksklusif saja, berikut ini kita mulai pembahasan dari bermacam-macam senjata tradisional dari provinsi-provinsi di sekitar Pulau Sumatera.
1. Senjata Tradisional Aceh
Senjata tradisional Aceh berjulukan Rencong atau dalam bahasa setempat disebut Rintjong. Rencong yaitu sebilah pedang pendek dengan gagang atau pegangan yang dibentuk melengkung 90 derajat. Senjata tradisional ini telah ada semenjak masa Kesultanan Aceh pada kepemimpinan sultan pertamanya yakni Sultan Ali Mughayat Syah. Dahulunya rencong dipakai sebagai alat santunan diri bagi para laki-laki bangsawan. Namun, sekarang ia lebih berfungsi sebagai embel-embel hiasan pakaian moral Aceh Ulee Balang.Karena kepopuleran Rencong, terkadang masyarakat dunia bahkan hingga menjuluki Aceh dengan sebutan "Tanah Rencong".
2. Senjata Tradisional Sumatera Utara
Orang Batak di Sumatera Utara mempunyai senjata tradisional yang berjulukan Piso Gaja Dompak. Pisau ini yaitu sebuah senjata berupa pisau dengan tabrakan penampang berbentuk gajah pada bab tangkai senjatanya. Piso Gaja Dompak dahulunya dipakai secara terbatas pada kalangan raja-raja Batak dan mulai ada semenjak masa kepemimpinan Raja Sisingamaraja I. Kekuatan supranatural yang diyakini dimiliki oleh pisau ini menciptakan ia tidak dibentuk secara masal dan hanya diwariskan secara turun temurun.3. Senjata Tradisional Riau
Masyarakat Melayu Riau mempunyai senjata tradisional yang berjulukan Pedang Jenawi. Pedang ini yaitu sebuah pedang panjang yang bilahnya terbuat dari baja. Bentuk bilahnya sendiri lurus dan meruncing di bab ujungnya.Pedang Jenawi dulunya dipakai para panglima perang Kerajaan Sriwijaya sebagai sarana santunan diri dan alat menyerang lawan. Keberadaannya sekarang mulai langka, padahal semakin banyak kolektor senjata tradisional yang selama ini terus memburunya.
Selain Pedang Jenawi, bahwasanya ada beberapa senjata tradisional Riau lainnya yang tak kalah unik. Di antaranya yang tergolong senjata pendek menyerupai jembia, beladau, belati, keris, badik, dan sabit; serta senjata panjang menyerupai kojou, tombak, seligi, dan sundang.
4. Senjata Tradisional Sumatera Barat
Suku Minang di Sumatera Bara mempunyai senjata tradisional yang berjulukan Karih. Karih yaitu sebuah senjata berbentuk menyerupai keris tapi tidak mempunyai lekuk-lekukan menyerupai keris di Jawa.Dahulunya, Karih dipakai untuk santunan diri dari musuh atau hewan buas ketika para laki-laki tengah bekerja. Ia diletakan diselipkan depan pinggang biar sewaktu-waktu gampang diambil. Untuk ketika ini, karih biasanya hanya dikenakan para mempelai laki-laki sebagai embel-embel pakaian moral yang dikenakannya.
5. Senjata Tradisional Kepulauan Riau
Dalam budaya masyarakat Kepulauan Riau, dikenal senjata tradisional yang berjulukan Badik Tumbuk Lado. Senjata ini berupa sebuah senjata tikam yang berukuran panjang antara 27 sd 29 cm dan lebar antara 3,5 hingga 4,0 cm.Dahulunya, badik tumbuk lado dipakai para laki-laki sebagai pelengkapan berburu dan alat santunan diri. Namun, ketika ini fungsinya telah beralih menjadi embel-embel pakaian moral Kepulauan Riau yang biasa dikenakan mempelai laki-laki ketika upacara pernikahannya.
6. Senjata Tradisional Kepulauan Bangka Belitung
Masyarakat Bangka Belitung bahwasanya mempunyai bermacam-macam jenis senjata tradisional, hanya saja yang paling dikenal di kancah Nusantara yaitu senjata yang berjulukan Siwar Panjang. Siwar Panjang yaitu sebuah pedang lurus, rata, pipih dan ringan yang 2 matanya tajam menyerupai silet.Senjata yang sekilas menyerupai dengan Mandau khas suku Dayak di Kalimantan ini dulunya dipakai sebagai alat perang masyarakat Bangka ketika melawan penjajahan merebut kemerdekaan.
7. Senjata Tradisional Jambi
Masyarakat Melayu Jambi juga mempunyai senjata tradisional yang sama dengan senjata tradisional masyarakat Kepulauan Riau, yakni Badik Tumbuk Lado. Tak mengherankan, masyarakat kedua provinsi ini secara historis dan antropologis memang mempunyai kedekatan budaya.Namun, antara badik Tumbuk Lado dari Jambi dan yang dari Kepulauan Riau terdapat sedikit perbedaan ciri khas. Badik tumbuk lado khas Jambi umumnya cenderung lebih pendek dan mempunyai tabrakan yang lebih banyak.
8. Senjata Tradisional Sumatera Selatan
Sumatera Selatan mempunyai senjata tradisional yang berjulukan Tombak Trisula. Tombak ini berupa sebuah pedang kecil dengan mata tiga.Tombak Trisula diyakini berasal dari budaya Hindu dan Budha yang sempat berkembang di wilayah Kerajaan Sriwijaya di masa silam. Keyakinan ini didasari oleh kemiripan bentuk senjata tradisional ini dengan senjata tombak trisula milik Dewa Siwa dalam mitologi agama Hindu.
9. Senjata Tradisional Bengkulu
Ada 3 jenis senjata tradisional yang dikenal dalam budaya masyarakat Bengkulu. Ketiganya yaitu Badik, Kuduk, dan Rudus. Badik yaitu sebuah pisau kecil bermata satu yang dipakai sebagai sarana santunan diri.Kuduk yaitu senjata tusuk tajam dengan ujung meruncing, ia juga disebut senjata Rambai ayam alasannya yaitu bentuknya menyerupai taji ayam Bangkok. Sementara Rudus yaitu pedang panjang yang dulunya dipakai sebagai alat perang.
10. Senjata Tradisional Lampung
Masyarakat moral Lampung mengenal banyak ragam dan jenis senjata tradisional, menyerupai Candung (Golok), Kekhis (Keris), Badik, Lading (Pisau), dan Terapang. Kendati begitu, yang paling unik di antara semua senjata tradisional Lampung tersebut yaitu Terapang.Terapang yaitu senjata yang berwujud menyerupai sebulah keris dengan lekukan yang hanya sedikit, bahkan nyaris rata. Perlu diketahui bahwa, Terapang juga dikenal dalam budaya masyarakat Melayu di Provinsi lainnya.
Komentar
Posting Komentar